Peringatan HUT RI ke-78: Masyarakat Dukumire Menggelar Dzikir Kebangsaan untuk Indonesia Aman dan Makmur

Jendela Aswaja-Seluruh masyarakat Dukumire Galagamba memperingati malam kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan cara berdzikir membaca aurod Hadiyu. Hadiyu merupan dzikiran yang diciptakan oleh kiai kampung khusus wilayah Cirebon. Dzikir kebangsaan menjadi ruang doa bersama untuk para ulama dan pejuang yang telah memerdekakan bangsa Indonesia.

Kegiatatan peringatan 17 Agustus dan haul dukumire diisi dengan dzikir kebangsaan yang dihadiri oleh para sesepuh masyarakat Dukumire, para kiai pesantren Babakan Ciwaringin KH. Zamzami Amin, KH. Toha, KH. Nasrudin, kiai Abdul Muiz Syaerozi, dan instansi pemerintah Ciwaringin. 

Dzikir kebangsaan dibuka dengan pengijazahan kubro Aurod Hadiyu oleh KH. Zamzami Amin dan sekaligus memimpin dzikir aurod hadiyu. 

Kiai Zamzami menjelaskan tentang aurod Hadiyu yang asal mulanya dari Galagamba, yakni dari kiai Marzuki bin kiai Irsyad, memberikan kepada kiai Muhammad Amin, dilanjutkan oleh kiai Abdul Hannan. Ini merupakan peninggalan orang tua, harus kita jaga dengan Istiqomah. Tutur kiai Zamzami. 

"Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, bertepatan di tanggal 17 Agustus sekaligus memperingati hari kemerdekaan, mengenang jasa pejuang, para kiai, dan orang tua. Panitia menyiapkan 2. 400 berkat untuk jamaah yang hadir, meliputi para kiai sekecamatan Ciwaringin, para santri, masyarakat, dan instansi pemerintahan". Tutur Ichwan ketua pelaksana. 

Panitia memaparkan rangkaian acara bahwa, kegiatan ini diawali dengan dzikir kebangsaan di malam 17 Agustus, dan dilanjut pagi hari (17 Agustus) tahlil bersama, karnaval, khitan massal dan donor darah.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain