Meraih Kesuksesan Allah SWT dalam Diri kita

 

Secara insting manusia adalah makhluk idealis yang mengarah pada kebaikan-kebaikan. Puncak dari idealisnya manusia itu miliknya Allah. Manusia merencanakan segala sesuatu yang diinginkan, tapi Allah menentukan wujud dan tidaknya. Dan itu sudah menjadi ketentuan dalam kehidupan ini. Makhluk Allah yang paling banyak keinginan itu adalah manusia. 

Janjinya Allah tidak akan meleset dan main-main. Walaqod dzarokna lijahanam katsiron, ini bentuk sumpahnya Allah. Didunia orang mati bunuh diri per 40 detik satu orang. Kematian bunuh diri itu bukan lintas agama, tidak hanya orang non muslim saja, orang muslim pun ada yang bunuh diri. Apa sebabnya? Sebab janji Allah ingin memenuhi neraka jahanam dengan manusia dan jin yang tidak bersyukur hidupnya. Mereka memutus dirinya dari Rahmat Allah, putus asa, berat dalam menghadapi hidup, dan keringnya jiwa. Banyak kesalahan-kesalahan yang di buat manusia itu sendiri, seperti manusia di kasih hati, tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, di kasih mata tidak dipergunakan untuk melihat kekuasaan Allah, di salah gunakan untuk maksiat, punya telinga digunakan untuk mengghibah, mereka seperti hewan ternak dan lengah.

Kenikmatan dunia itu hanya sementara, makanya ketika sedang di atas jangan bangga diri dan yang sedang di bawah jangan berkecil hati, mintalah kepada Allah untuk segala urusan dunia ini. Tepat, dibulan Ramadhan ini, perbanyaklah berkomunikasi dengan Allah. Seluruh amalan itu berbeda-beda pahalanya, tetapi amalan berpuasa itu nomor satu, karena amal puasa mulai dari awal sampai akhirnya sama-sama berpuasa, puasa dari penyakit hati dan penyakit dhohir.

Al adah adawa: siapa yang melawan kebiasaan akan menjadi lawan. Allah menciptakan shalat tarawih agar manusia banyak berkomunikasi dengan Allah SWT lewat ibadah shalat. Keinginan untuk kebutuhan saja sangat banyak, begitu banyak kebutuhan tapi ibadah kita kepada Allah sedikit. Jadi jangan mengeluh kalau keinginannya tidak langsung dikabulkan. Baru ibadah sebentar saja sudah mengeluh tentang kebutuhan, itu tidak baik. 

Ya, walaupun kadar kemampuan spiritual manusia itu bertahap, dari awam sampai khos. Minimal, di bulan ramadhan ini ibadah kita sebagai orang awam terfokus hanya kepada Allah, keluhan kita hanya kepada Allah, permohonan kita hanya kepada Allah, orang lain tidak perlu mengetahui keluh kesah kita. Dan nanti Allah sendiri yang akan meningkatkan bentuk ibadah kita.

Semakin lama kita beribadah kepada Allah, maka Allah semakin sayang kepada kita. Dalam kitab fikih, ketika orang sedang bertadarus membaca Al Qur'an, terus ada orang yang sedang shalat, maka kita berhenti membaca kerasnya dan melanjutkan didalam hati. Artinya ibadah memfokuskan diri kepada Allah bukan hal mudah, khusu'nya orang shalat terkadang bisa terganggu. 

Penutup, orang yang uangnya sudah banyak jangan bangga. Gunakan seluruh kekayaan kita dengan maslahat dan tepat, agar menjadi jalan menuju Allah, berzakat, shodaqoh, dan lainnya. Orang yang sedang tidak punya uang jangan putus asa, belajar menerima dan bersyukur dalam menjamin hidup. Kita bisa hidup, bisa kumpul di majlis kuliah ramadhan sudah menjadi anugerah Allah. Mintalah kepada Allah agar kita bisa fokus dalam beribadah. red/ eya

Pemateri: KH. Subhan Salim


Editor: Kholil Baehaqi

Pimpinan Redaksi: M. Arif al-Bony

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain