Akselerasi Pelajar & Tantangan IPNU Hari ini Menuju Peradaban Dunia

Lahirnya Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang didirikan oleh Prof. KH. Tolchah Mansur pada tanggal 24 Februari 1954 sampai hari ini tanggal 24 Februari 2022 merupakan akar sejarah yang mempunyai nilai-nilai perjuangan panjang dalam melanjutkan estafet perjuangan Nahdlatul Ulama dari kalangan muda yang nantinya dipundak merekalah NU akan terus mengibarkan sayapnya. 

Jika dilihat dari beberapa tahun silam, maka sampai hari ini di moment Harlah IPNU, kini usia daripada Organisasi sudah mencapai 68 Tahun. Tentu usia ini adalah usia yang sudah mengalami berbagai tempaan dari zaman ke zaman dan telah mempunyai segudang pengalaman yang tidak sedikit.

Pada usia tersebut IPNU bukan hanya sekedar Organisasi yang perannya hanya pada tataran tentang skala lokal dan konvesnsional bahkan ekslusif, bahkan lebih  jauh lagi IPNU sudah dihadapkan dengan era kemajuan digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0 yang diharuskan untuk menyesuaikan dengan zaman yang sedang dihadapi. Betapa tidak, hari ini khususnya Pelajar dihadapkan dengan beberapa persoalan dalam menyesuaikan perannya dalam menghadapi era ini. 

Berkaca dari fenomena hal tersebut, pada Hari Rabu , 31 Maret 2021 pekan lalu Pusat Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan menggelar sebuah Webinar Diskusi Kebijakan Tematik dengan mengambil tema, "Krisis Kesantunan dan Pemanfaatan Media Digital pada Pelajar dan Mahasiswa." Latar belakang kegiatan ini adalah adanya dampak disrupsi digital di dunia pendidikan yang salah satunya terkait kesantunan pelajar dan mahasiswa dalam memanfaatkan media digital. Plt Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbangbuk, Kemendikbud, Irsyad Zamjani mengatakan berdasar hasil survei Microsoft di Asia Pasifik, tingkat kesantunan digital (digital civility) masyarakat Indonesia paling rendah se-Asia Tenggara. Memang hasil survei ini sangat debatable. Di media massa dan media sosial hasil survei ini menjadi pro dan kontra.

Dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kemendikbud, tentu era yang dihadapi oleh Pelajar hari ini adalah penguasaan teknologi yang dibarengi akan kesantunan dalam bermedia. Diantara kasus yang terjadi hari ini banyak sekali ditemukan masalah seperti  perundungan, buliying dan kekerasan, bahkan pelecehan seksual yang disebabkan pada kurang persiapan kita memahami digitalisasi yang terkadang dampaknya membuat kesalahan fatal. Bahkan tak hanya itu terkadang dari dampak tersebut ada yang mengganggu mental kesehatan  para pelajar. 

Kendati seperti itu, IPNU yang merupakan refresentatif dari NU dalam hal tugas mengakomodir para generasi muda NU, tentu mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, dimana NU sendiri merupakan jam'iyah terbesar yang fokus berjuang dalam hal kemaslahatan baik keagamaan, Kebangsaan dan kemanusiaan. Maka IPNU mau tidak mau dalam melaksanakan tanggung jawab itu harus diakselerasi bersama-sama. 

Maka tema Harlah IPNU yang ke 68 ini dengan mengusung, "Akselerasi Pelajar untuk Peradaban Dunia" merupakan gambaran atau cita-cita dimana Pelajar khususnya NU bisa segera meng-akselerasi atau kalau dalam KBBI, Akselerasi bisa diaetikan "Mempercepat/Percepatan" dalam menyebarkan nilai-nilai dari gagasan para Pendiri NU yang sekiranya dari nilai-nilai tersebut mampu menyeimbangkan Peradaban, dan bukan hanya skala lokal saja tetapi secara global, karena bagaimanapun hari ini sudah era global. 

Bila kita menilik daripada tujuan IPNU yakni, "terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari'at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama'ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945." merupakan tujuan yang harus terus dijadikan arah tujuan bagaimana IPNU hari ini yang sudah berumur 68 bisa terus bergaining dengan citra yang baik dan mampu memberi kontribusi bagi masyarakat pada zaman apapun itu, pun hari ini zaman era digitalisasi. Sebagaimana Pendiri IPNU yakni Prof. KH. Tolchah Mansur sering mengemukakan istilah, ideologiese dranger” yang melaksanakannya walau bagaimana juga zaman dan orang berkata tentangnya”. 

Maka jika kembali lagi kepada idealisme Pendiri IPNU, maka "Cita-cita IPNU adalah membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat, bukan manusia calon kasta elit dalam masyarakat" secara sederhana sebenarnya KH. Tolchah ingin memberi satu adigum luhur, bahwa IPNU sebenarnya mempunyai tanggung jawab peran yang sangat besar bagaimana mengamalkan ilmunya di masyarakat, tidak hanya terfokus pada melahirkan elit-elit di masyarakat. 

Maka di moment Harlah ini, marilah kita lebih mem-futuh-kan kembali pemikiran kita tentang bagaimana peran KH. Tolchah dengan cita-citanya terkait IPNU. Sebab dalam gagasan beliau Sebab IPNU adalah ruang yang elegan untuk belajar, berjuang, dan bertakwa bagi setiap kader muda NU. 

Dimana lagi kader Muda NU untuk mengembangkan potensinya, jika bukan di IPNU, maka jelas hari ini IPNU yang menjadi tombak bagi NU sudah harus terus berbenah. 

Di momen Harlah ini, semoga  cita-cita IPNU terwujud dan selalu Istiqomah dalam berkhidmat di NU. 

Selamat Harlah IPNU ke 68, "Akselerasi Pelajar menuju Peradaban Dunia"


Penulis : Royan Fahrurrozi

Editor : Kholil Baehaqi

Pimpinan Redaksi : Arif Al-bony

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain