Lesbumi sebagai media pergerakan seni Kiai Mahtum Hannan

 


LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) merupakan organisasi kebudayaan yang di kembangkan oleh Nahdlatul Ulama. Keberadaan Lesbumi untuk menghimpun berbagai macam pemain peran, seniman, musisi, budayawan dan sastrawan. 

Lesbumi beranggotakan berbagai santri maupun ulama yang memiliki latar belakang seni dan budaya. Mereka concent dalam pengembangan Islam Annahdliyah melalui kesenian dan budaya dengan masuk di berbagai kultur yang berbeda-beda. 

Keberadaan lesbumi adalah untuk mengimbangi lekra yang bergerak dalam ranah kebudayaan. Untuk mengikuti jejak PKI dengan Lekranya yang begitu kuat, NU pun harus bergerak dalam kebudayaan melalui Asrul Sani dan Usmar Ismail yang mendirikan oganisasi kebudayaan dengan nama LESBUMI yang dibentuk tahun 1954.

Di Tahun 60 an, sebelum PKI terus bergerak memborbadir seninam atau budayawan yang tidak sepaham dengan lekra. Gerakan lekra bukan hanya di perkotaan saja, tapi di perkampungan-perkampungan tetap di batasi. Ada salah satu kiai kampung yang bergerak di kebudayaan di peringati oleh habib dari jakarta.

Kiai yang bergerak dan bergabung dengan lesbumi adalah kiai Mahtum Hannan dan kiai Tamam dari Ciwaringin Cirebon. Di tahun 60 an, mereka bergerak melalui kesenian musik gambus untuk mensyiarkan Islam dan mempertahankan akidah aswaja. Kiai mahtum menjadi vokal gambus dengan suaranya yang merdu nan indah mampu mempengaruhi masyarakat perkampungan.  

Saat pentas di daerah langut indramayu, kiai Mahtum menyanyikan syair arab gambus dengan suara yang merdu, bisa di terima oleh masyarakat dan para habaib dari jakarta yang datang di acara itu. Lalu habib mendekati kiai mahtum sambil ngomong, menyuruh kiai mahtum untuk tetap fokus pada istiqomahnya. Sebab PKI sudah mulai masuk untuk memborbardir warga NU. 

Pasca itu, semua alat-alat gambus di rusak oleh kiai mahtum dan kiai mahtum fokus dengan jamaah asmaul husna dan mengurus pesantren babakan. Pasca kejadian itu pula lah kiai mahtum bergerak melalui kultur untuk menjaga Nahdlatul Ulama. 

Sumber: Fathuri



Editor: Kholil Baehaqi

Pimpinan Redaksi: Arif Al-Bony

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain