Puasa dan Hari Raya mengikuti Pemerintah

Jendela Aswaja-Warga Nahdiyyin di kecamatan Ciwaringin awal puasa dan Hari raya mengikuti ketentuan pemerintah. Masyarakat Nahdliyyin telah diintruksikan oleh para kiai, untuk tetap tenang dalam menyikapi perbedaan dengan sudut pandang lain. Yang pada tahun ini ada perbedaan sudut pandang dalam ketetapan hari raya. Pada tanggal 30 ramadhan warga Nahdliyyin masih menjalankan ibadah puasa. 

Para kiai Ciwaringin menjelaskan bahwa dalam hadis nabi merangkan 

صوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته فان غم عليكم فاكملوا عدة شعبان ثلاثين روه البخاري عن ابي هريرة

Bahwa, Nabi Muhammad menjalankan puasa ramadhan 30 hari cuma sekali, puasa ramadhan 29 hari tujuh kali, dan puasa ramadhan 28 hari sekali. Artinya perdebatan akan awal satu Syawal kita serahkan kepada keputusan pemerintah, agar kita bisa sebagai warga Indonesia bisa mentaati pemerintah. 

Ada beberapa perwakilan kiai dari kecamatan Ciwaringin yang mengikuti sidang isbath, salah satunya Kiai Marzuki Ahal dari pesantren Babakan Ciwaringin, bahwa 1 Syawal akan jatuh pada hari Sabtu. Ketaatan kita kepada Ulil Amri adalah kewajiban umat selagi tidak bertentangan dengan dengan Syara'. 

Melalui Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI), 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu 22 April 2023. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas setelah menggelar sidang isbat pada Kamis lalu.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain