Memaknai Kebahagian di Era Digitalisasi dengan Ayat-ayat Allah SWT yang Sakral

Manusia dihadapkan dengan dua hal persoalan suka dan duka baik anak remaja, orang dewasa dan orang tua, semuanya akan menghadapi dua persoalan itu, antara pahala dan dosa, antara sedih dan bahagia. Dua hal yang sudah menjadi keniscayaan umat manusia. Ketika manusia bingung dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup, disitulah gunanya kita mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ayat-ayat suci Al Qur'an, sebagai penerang agar kita tidak gelap dalam menghadapi persoalan tersebut. Ibaratnya kita bisa membedakan antara madu dan racun. Pada zaman Jahiliyah, sebelum Al-Qur'an turun, Islam belum ada, semua doa-doa terserah keyakinan manusia, sesuai adat masyarakat setempat. Setelah nabi Muhammad Saw hadir, tatanan kehidupan masyarakat Jahiliyah mulai tertata oleh syariat Islam yang di bawa nabi. Walaupun begitu, orang zaman dulu puasanya kuat dan sakti, tapi zaman sekarang walaupun yang hafal Al Quran saja terkadang imannya tidak kuat, terombang ambing hatinya oleh nilai rupiah, ketenaran dan kedudukan. Makanya orang yang hafal Al Qur'an itu berat tanggungannya, bukan hanya di dunia saja tapi di akhiratnya juga. Tapi kalau bisa menjaganya besar sekali pahalanya. Ibadah di era Digitalisasi Turunnya ayat suci Al Qur'an itu sebab jadi petunjuk untuk manusia dari Allah SWT. Dulu cara mengucapkan Al-Qur'an pun kurang mengerti makhorijul huruf nya tapi Istiqomah, zaman sekarang jaman digitalisasi semakin sedikit orang yang ke musholah walaupun dekat rumah. Semakin kesini berbelanja online, pendidikan online, semua hal online, karna ada wabah virus Corona katanya. Contoh orang habis sholat langsung ngeceknya Hp bukan Al Qur'an. itulah hebatnya Manusia zaman sekarang semua serba diatur Hp bukan manusia yang mengatur Hp, padahal orang yang ingin bahagia ikuti tuntunan nabi Muhammad Saw. Allah SWT menurunkan Al Qur'an sebagai cahaya untuk menerangi dan menyinari bumi kita, agar tidak gelap lingkungannya, rumahnya, manusianya dan keyakinannya. Al Qur'an juga membersihkan hati kita. Jadi sering-seringlah membaca Al Qur'an walau satu ayat dengan tahqiq dan benar. Al Qur'an juga diturunkan sebagai pembeda antara hak dan batin antara surga dan neraka. Al Qur'an itu penjelasan tentang konsep bahagia dunia dan akhirat, baik dalam membina rumah tangga dan lain sebagainya. Tidak sedikit orang-orang yang tidak bertemu dengan kebahagiaan bukan karena kurang cantik, ia tidak kaya, ia tidak pandai, bukan karena itu, tetapi, karena yang dipilih oleh mereka bukan prinsip hidup, bukan tujuan hidup melainkan gaya hidupnya. Jika manusia mengikuti gaya hidup berupa apapun nominal uang yang di dapat dalam hidupnya akan merasa kurang dan itulah orang yang tidak bisa bersyukur karena menuruti gaya bukan menuruti kebutuhan. Prinsip dalam kehidupan itu ibadah kepada Allah SWT. Semua pekerjaan rumah tangga yang diniatkan mencari ridho nya Allah SWT, itu berpahala karena diniatkan ibadah. Surganya perempuan itu berbakti kepada suami, surganya suami berbakti kepada ibunya, bahagianya manusia tidak karena uang saja, tapi jaman sekarang bahagianya perempuan itu uang karena semua kebutuhan butuh uang. Ya memang uang perlu ada sebagai kebutuhan tapi bukan prinsip dalam kehidupan. Kembali dalam pembahasan Al Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT tepat pada bulan ramadhan. Al Qur'an diturunkan itu untuk iqra (bacalah). Makanya ketika membaca Al Qur'an membutuhkan kiai atau guru untuk membimbing dan sebagai sanad bacaan. Ketika membaca Al-Qur'an harus mengikuti aturan makhorijul huruf, ilmu tajwid. Orang membeca Al Qur'an dengan nada khusus, suara yang merdu, seperti murottal qiroah, tapi kalau tajwid, makhroj dan sifat hurufnya tidak benar tetap tidak enak. Kita umat Islam dianjurkan untuk mempelajari bacaan- bacaan Al-Qur'an dengan kebenarana tajwid, makhroj, dan sifat huruf,  serta mempelajari bacaan-bacaan ghorib bacaan imam 'Ashim. Contoh saktah berhenti sejenak, imalah, isymam, ibdal, tashil dan lainnya. Orang belajar ngaji Al Qur'an itu harus pelan-pelan, sabar dan nurut Ning kiai.

Berhati-hati adalah perbuatan Allah dan tergesa-gesa perbuatan setan. Ngaji Al Qur'an cepat tanpa pedulikan tajwid, makhroj dan sifat hurufnya, sama ketika kita sholat meninggalkan tuma'ninah, tidak sah. "Jadikan sholatmu berkualitas maka Allah akan menjadikan hidupmu berkualitas."

Konsep hidup manusia bahagia:

1. Sholat

Ketika manusia sholatnya bagus, perbuatannya juga bagus, jangan tinggalkan sholat untuk keperluan dunia.

2. Mencari pekerjaan

Orang Islam tidak boleh malas, harus ikhtiar,  dan juga carilah pekerjaan yang halal. Ya Allah turunkan hamba rizki uang dan emas, tidak mungkin menurunkan emas dan uang tanpa ada usaha untuk mencari uang dan emas, maka doa dan ikhtiar itu harus seimbang.

3. Shodaqoh

Jngan pelit ketika shodaqoh, kalau ingin bertambah pahala juga rezekinya rajin-rajinlah bersedekah yang ikhlas (Bal yazdad).

4. Berdzikir

Rajinlah berdzikir kepada Allah SWT dan bersholawat kepada nabi Muhammad Saw. Apapun amalan yang Istiqomah walaupun sedikit kalau Istiqomah itu berarti sekali dalam hidup dan akhirat kamu.

Manusia itu punya 3 kekuatan:

  1. Tenaga
  2. Otak
  3. Kekuatan Allah, semua kesuksesan dan keberhasilan adalah miliknya Allah SWT.

Agar bisa dekat dengan Allah dzikirlah yang banyak dan sholawat kepada nabi Muhammad Saw.

Ada amalan dari (kyai abu naim):

 "ya Allah ya Rohman ya Rohim, ya ghoni ya Fatah ya Rozak,ya Latif ya ngalim ya khobir."itungannya minimal 41 kali, untuk dibukakan pikiran, dilancarkan rezeki dan kewaspadaan."

Ijazah Abah Tohir pegagan ( Habib Tohir bin Yahya)

"Bismillahi tawakaltu alallah wala khaula wala kuat illa bilah."

"Allahuma sholi ala Sayidina Muhammad." red/ eya.

Disampaikan di kuliah ramadhan dukumire

Pemateri: Kyai Abu Naim (Pejagan Asem)


Editor: Kholil Baehaqi

Pimpinan Redaksi: M. Arif al-Bony

Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain