Kajian Bulanan Menggali Ulama Lokal



JENDELAASWAJANEWS- Kajian rutin yang diselenggarakan Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Banser Ciwaringin setiap satu bulan sekali kembali digelar di GD. MWC NU Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

Kajian ini diadakan pada tanggal 29 Oktober 2021 malam hari pukul 20.00 WIB dengan mengangkat tema "Respon dan Strategi Kh. Muhammad Sanusi / Mbah Sanusi dalam Mempertahankan Akidah ASWAJA."

Kajian rutin tersebut diikuti oleh para pengurus GP Ansor, Rijalul Ansor, Banser serta para kader khsusus nya PAC Ciwaringin, juga IPNU-IPPNU, masyarakat sekitar dan tamu undangan lainya.

Acara tersebut dibuka dengan pembacaan Tawasul kemudian menyanyikan mars Ansor, Mars Syubabul Waton, kemudian acara inti yakni Kajian dan ditutup dengan doa.

Kiai Sanusi (w.1974) merupakan tokoh yang tercatat sebagai pengasuh “Pondok Gede” Pesantren Babakan pasca kepemimpinan KH. Amin Sepuh (w. 1972). Kiai Sanusid ilahirkan di Desa Winduhaji, Kabupaten kuningan, Jawa Barat pada malam Jumat, 14 Rabi’ul Awal 1322 H.

Berdasarkan penelitian terakhir yang saya lakukan, Kiai Sanusi menggunakan beberapa pendekatan untuk merespon gerakan revivalisme progresif pada waktu itu. Pertama menggunakan gerakan organisasi. Kiai Sanusi tercatat aktif menjadi bagian dari pengurus pengurus cabang Nahlatul Ulama Kabupaten Cirebon saat dipimpin oleh KH. Syatori Arjawinangun. Kedua pendekatan literasi; Kiai Sanusi memiliki lebih dari empat naskah. Ketiga mengembangkan lembaga pendidikan; pesantren yang diberi nama At-Taqwa. Lewat pesantren, terlihat Kiai Sanusi berusaha sedang melakukan regenerasi, mencetak kader-kader aswaja masa depan. Ucap Kang Jauharuddin sebagai pemateri.

Kang Jauharuddin memberikan closing statment dipenghujung kajian kedepan kiranya apa yang menjadi bahan diskusi kita hari ini, bagi saya pribadi minimal mampu memantik kembali semangat kita sebagai warga nahdliyin untuk mengikuti jejak pendahulu dalam melestarikan ajaran ahlussunnah wal jamaah yang berkarakter tawassuth (sikap tengah-tengah/moderat), tawazzun (seimbang/proporsional), i’tidal (tegak lurus), dan tasamuh (menghargai perbedaan/toleransi). Menampilkan wajah islam yang ramah bukan islam marah, islam moderat, islam yang me-rahmat-i semesta.

Hal ini di tanggapi baik oleh ketua PAC. GP Ansor Ciwaringin, Arsyad Muhammad, untuk terus menggali peran dan pemikiran ulama-ulama lokal dalam berkhidmah di Nahdlatul Ulama. 

Wallahu’alam












Mau donasi lewat mana?

BRI - Ahmad Rozi (4128-01-023304-53-0)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
© Jendela Aswaja. All rights reserved. Developed by Jago Desain